PERJALANANKU DI IMM
Perkenalkan Nama Saya Hasan Beda Salah Satu Kader IMM yang bergerak di bidang Kominfo di DPD IMM kepri.
Bagi saya pribadi IMM pun juga punya makna penting dan sangat esensial. Di tahun 2006 saya bergabung dengan IMM, mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD) di sebuah SMA di Alor NTT‘Yaitu SMA Muhammadyah. Sekarang mungkin sudah ada pembaharuan di Sana.Peserta perkaderan hanya 10 orang. Saya terpilih sebagai ketu Bidang Hikmah dari 10 orang tersebut. Tujuh orang laki-laki, dan tiga perempuan.yaitu: Saya,Hery,Haji,Ikhsan,Hairul Anwar Dalang, Abdul.Siti,Jamila,Nurhasanah Pehang.Selanjutnya saya di utus Ketua Pc Syamsudin Untuk Mengikuti DAM di Papua Barat Akhir tahun 2006 setelah itu saya di Utus Mengikuti LID di awal 2007.sepulang dari LID saya di Utus Sebagai Panitia dalam Kegiatan MUSCAB Petengahan Tahun 2007.Karena Keterbatasan Ekonomi Yang Kurang Memadai sehingga saya Memilih Untuk Merantau ke kota Batam,pada saat sampai di kota Batam Akhir 2007 Saya berniat mencari saudara saya se IMM namun Berapakali saya bertanya kepada orang ternyata mereka mengatakan belum pernah terlihat organisasi mahasiswa yang bernama IMM.namun tidak mematahkan semangat saya untuk mencari dan juga pernah bertanya kepada warga batam tentang dimana keberadaan komplek Muhammadiyah namun mereka menjawab Tidak tau dan belum ada di batam.akhirnya pencarian ku stop di tahun 2008 dan saya memilih untuk mencari kerja dan Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang satelite,setelah itu saya memilih Untuk Melanjutkan Kuliah Di Sebuah Perguruan tinggi ternama di Batam padatahun 2016.dan Pada saat Kuliahlah saya Mendengar bahwa IMM Batam Sudah Mulai bangkit dan sekarang lagi dalam pencarian kader akhirnya saya memilih untuk bergabung. Pertama bergabung saya di angkat sebagai Kabid Kominfo, setelah itu muscab saya di angkat sebagai Kabit Kader dan Alhamdulillah Musdah DPD prov Kepri Kemaren Saya di Angkat Sebagai Kabid KOMINFO.
Bagi saya pribadi IMM pun juga punya makna penting dan sangat esensial. Di tahun 2006 saya bergabung dengan IMM, mengikuti Darul Arqam Dasar (DAD) di sebuah SMA di Alor NTT‘Yaitu SMA Muhammadyah. Sekarang mungkin sudah ada pembaharuan di Sana.Peserta perkaderan hanya 10 orang. Saya terpilih sebagai ketu Bidang Hikmah dari 10 orang tersebut. Tujuh orang laki-laki, dan tiga perempuan.yaitu: Saya,Hery,Haji,Ikhsan,Hairul Anwar Dalang, Abdul.Siti,Jamila,Nurhasanah Pehang.Selanjutnya saya di utus Ketua Pc Syamsudin Untuk Mengikuti DAM di Papua Barat Akhir tahun 2006 setelah itu saya di Utus Mengikuti LID di awal 2007.sepulang dari LID saya di Utus Sebagai Panitia dalam Kegiatan MUSCAB Petengahan Tahun 2007.Karena Keterbatasan Ekonomi Yang Kurang Memadai sehingga saya Memilih Untuk Merantau ke kota Batam,pada saat sampai di kota Batam Akhir 2007 Saya berniat mencari saudara saya se IMM namun Berapakali saya bertanya kepada orang ternyata mereka mengatakan belum pernah terlihat organisasi mahasiswa yang bernama IMM.namun tidak mematahkan semangat saya untuk mencari dan juga pernah bertanya kepada warga batam tentang dimana keberadaan komplek Muhammadiyah namun mereka menjawab Tidak tau dan belum ada di batam.akhirnya pencarian ku stop di tahun 2008 dan saya memilih untuk mencari kerja dan Alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan di sebuah Perusahaan yang bergerak di bidang satelite,setelah itu saya memilih Untuk Melanjutkan Kuliah Di Sebuah Perguruan tinggi ternama di Batam padatahun 2016.dan Pada saat Kuliahlah saya Mendengar bahwa IMM Batam Sudah Mulai bangkit dan sekarang lagi dalam pencarian kader akhirnya saya memilih untuk bergabung. Pertama bergabung saya di angkat sebagai Kabid Kominfo, setelah itu muscab saya di angkat sebagai Kabit Kader dan Alhamdulillah Musdah DPD prov Kepri Kemaren Saya di Angkat Sebagai Kabid KOMINFO.
Itu sekedar cerita, tapi saya harus menjelaskan kenapa IMM begitu esensial bagi saya. Esensial, berarti memang mempengaruhi banyak hal dalam diri saya, meski kurang terlibat pada hal-hal yang administratif dan organisasional. IMM mendekatkan kita pada budaya berfikir, budaya kritis, budaya yang Terbuka, Kesadaran terbuka.“IMM banyak membentuk saya”.
Tentu saja, melalui interaksi, dialektika, dan konflik yang hadir. Dialog-dialog segar, dan romantika-romatika malam di warung kopi. Semuanya terasa mewah, mewah dalam kesederhanaan. Anomali ditengah masyarakat yang tengah digempur oleh moderitas dan hedonisme yang akut di sebuah kota. Kota yang semakin sesak dengan bangunan mewah, kemacetan, dan pendatang. Kota yang siap memangsa keluguan, dengan trend dan gaya hidup baru.kota yang di Sebut Bandar Madani.
IMM adalah ‘tameng’ dari konstruksi neo-kolonialisme yang menggempur begitu masif. Ruang-ruang wacana yang dibangun di dalamnya –meski tak jarang mengundang kritik—Membuka pandangan, mendekonstruksi cara pandang yang usang. Inilah satu hal penting dan esensial dalam hidup saya. Selain tentu saja, kesempatan untuk berbagai dan berinteraksi di forum-forum formal, forum perkaderan, dan sejenisnya.
Semua itu susah untuk dilupakan. Tapi setengah abad lebih IMM tentu hanya akan menjadi fosil tanpa orang-orang yang mengisi di dalamnya. Senior yang telaten dan peduli, kader-kader Militan yang di dalam dirinya, berkobar-kobar api Intelektualisme yang tak pernah padam. Program-program yang dibuat untuk merevitalisasi perilaku, merejuvenasi sikap dan cara pandang.
IMM adalah rumah kecil dari Peradaban kita. Itulah kenapa, saya mengagumi nilai-nilainya, menikmati dan sekaligus mensyukuri. Selamat milad IMM yang Ke-55 Tahun.
IMM JAYA.
“Hasan Beda”
Komentar