DUSUN CINTA YANG MERASA BERUNTUNG




“Dusun Cinta” yang Merasa Beruntung

Rep.: Roni Tabroni

Lokasi: Dusun “Cinta” Melepah Sari

Bertolak dari Mataram menuju Lombok Utara yang mempesona, tidak kurang dua jam waktu yang harus ditempuh. Menyusuri jalanan mulus nan lengang, melewati pedesaan dan puing-puing bangunan bekas gempa yang menghentak Lombok Agustus lalu. Lebih sering menyaksikan sepi dibanding riuh warga di sepanjang jalan.

Rasa duka gerganti kagum tatkala melewati sepanjang pantai Senggigi yang memanjakan mata. Laksana serpihan surga yang jatuh ke bumi, pantai yang didominasi warna biru ini masih perawan. Keindahan di pinggir kiri ini memaksa mata tak mau menoleh ke sebelah kanan yang didominasi cadas dan bukit yang ditumbuhi pepohonan lebat.

Hingga sampai ke Jalan Bayan, tim Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) Jawa Barat harus belok kanan mengambil jalan mengecil dan sedikit menanjak. Dalam hitungan menit, tim disambut gerbang menjulang bertuliskan “SELAMAT DATANG; Menunggumu Dengan Cinta.”

Melewati gerbang yang romantis ini, anda berarti akan menuju Desa Dangiang. Sebuah tempat yang didominasi area persawahan dan perkebunan. Di sepanjang jalan warga menyapa dengan ramah. Anak-anak tersenyum mengembang dan sebagian lagi bertepuk tangan. Melihat kami yang melintas, warga di sepanjang jalan melihat dengan ceria.

Setelah lima kilo berjalan dengan kontur jalan menanjak, kendaraan yang kami tumpangi berhenti di sebuah mesjid darurat “Nurul Huda” sebelah kanan. “Ini mesjid darurat yang didirikan Muhammadiyah, baru beres sudah hancur lagi diterjang angin kencang,” kata relawan MDMC Jawa Barat Ade Irfan. Akhirnya relawan memperbaikinya kembali sampai bisa digunakan untuk beribadah oleh warga. Beberapa pekerjaan terlihat belum selesai, tumpukan keramik dan pintu yang belum terpasang tergeletak di pinggir dinding.

Setelah memeriksan keadaan, tim kembali turun dan berhenti di sebuah Hunian Sementara (Huntara) yang di depannya tersimpan barang jualan untuk sekedar jajan warga dan para relawan. “Tah ieu imah nu awal pisan dibangun ku MDMC Jawa Barat,” terang Ade Irfan sambil menunjuk Huntara yang ada tulisan nomor 01. Huntara yang berlokasi di pinggir jalan ini merupakan satu dari 26 Huntara yang dibangun MDMC Jawa Barat di Dusun Melepah Sari Desa Dangiang Kecamatan Kayangan Lombok Utara.

“Kami di sini tidak pernah meminta apapun. Walaupun rumah kami pada hancur, kami tidak pernah minta rumah, tidak pernah meminta makanan apapun,” tutur pemilik rumah Mahrip. Kehadiran MDMC dan Lazismu di tempat ini sampai membuat posko seperti sudah diatur Tuhan. Tidak ada yang meminta dan tidak diarahkan siapapun. Tim MDMC merasa ini adalah titik yang cocok.

Di dusun ini ada tiga orang meninggal tertimpa rumah. Selebihnya selamat walaupun rumah di sini semua luluh lantah. Tetapi mereka tidak pernah mengemis, sebagai takdir, dihadapinya dengan tabah. Ada trauma tetapi sebentar. “Kami juga dibantu relawan Muhammadiyah untuk memulihkan keadaan mental masyarakat,” tutur Mahrip.

Berbeda dengan Dusun lain yang dibantu oleh TNI, organisasi lain dan partai politik, Dusun Melepah Sari yang dihuni oleh 67 Kepala Keluarga ini harus bersyukur. Sebab menurutnya, yang masuk ke Dusun ini hanya Muhammadiyah. “Kalau dusun lain banyak yang masuk, tetapi mereka hanya datang, membagikan bantuan, terus pulang lagi. Ada yang membuat posko, tetapi tidak lama pulang lagi. Ada TNI yang membantu secara fisik, tetapi warga ditigngal juga,” terangnya.

Sedangkan Dusun Melepah Sari kata Mahrip berbeda dengan yang lain. “Kami ini hanya kedatangan Muhammadiyah, membuat posko di sini, mengajak warga untuk cepat pulih, dibangunkan hunian sementara, didampingi, dibimbing, dan dijaga setiap hari selama berbulan-bulan,” katanya. Tim dari Muhammadiyah secara umum memang melaksanakan program pemulihan pasca bencana secara terintegrasi, mulai dari tim Psikososial, tim Huntara, tim Medis, dan tim logistik. Posko Muhammadiyah di Dusun ini hanya satu dari 16 posko Muhammadiyah yang tersebar di Lombok dan Sumbawa.

Mahrip, dan juga warga lainnya merasa sangat terbantu sekali. Walaupun warganya bukan type manja, namun kini merasa sangat tenang. “Dusun lain cemburu sama kita, kami disini sangat bersyukur, kami berterimakasih sekali sama Muhammadiyah,” ucapnya.

Warganya Baik dan Penurut

Menurut pengakuan Ade Irfan, termasuk relawan dari Provinsi lainnya, warga Lombok ini secara umum baik-baik. Laporan semua posko Muhammadiyah merasa jika warga Lombok ini sudah punya modal sosial yang bagus. Sehingga penanganan pasca bencana pun tidak terlalu kesulitan. Tim psikososial tidak menghadapi banyak kendala di lapangan. Sebab secara mental, warga Lombok ini sepertinya sudah siap menghadapi bencana, tidak ada perilaku yang negative.

Ketika jatah Huntara itu terbatas, tidak semua warga kebagian, namun mereka tidak pernah sirik sama yang dapat bagian. “Pokoknya semua warga menerima apa yang menjadi keputusan kita, mereka tidak pernah protes,” kata Ade. Ketika proses pembangunan atau proses pemulihan fisik, warga kompak bergotong royong, tidak ada pernah terdengar tanggapan yang aneh-aneh. Bagi mereka yang bisa bantu mereka membantu, tapi jika ada yang tidak bisa membantu mereka hanya diam saja, tidak bicara yang aneh-aneh.

Ade merasa, sudah lama menjadi relawan bencana, di Lombok ini sangat beda. “Maka saya sebenarnya paham mengapa di Lombok ini pemulihan bisa lebih cepat, Karena warganya memang sudah siap, mereka juga meringankan tugas kita” paparnya serius. Maka yang kini menjadi PR bagi warga di Lombok adalah pembangunan fisik saja yang belum semuanya terlayani, sedangkan secara mental dan aktivitas mereka, sudah jauh lebih baik bahkan bisa dibilang sudah pulih seperti semula.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Silaturahmi Pimpinan Redaksi Sinar Pers Media (SPM) dengan Kepala Sekolah SMA Negeri 23 Batam

STAI IBNU SINA BATAM MENAWARKAN PROGRAM STUDI MENARIK YANG TERAKREDITASI "B"

Ketua PC IMM Kota Batam Rudi Susanto mendorong Ketua KNPI Kepulauan Riau maju dalam Pilkada Kota Batam yang berlangsung pada bulan November 2024.